Shodo, kaligrafi Jepang

 


  Jepang merupakan salah satu negara yang tetap mempertahankan dan melestarikan budaya dan tradisi negaranya. Salah satu dari banyaknya kebudayaan yang dimiliki Jepang adalah shodo atau kaligrafi Jepang.

 Shodo atau kaligrafi Jepang merupakan seni menulis secara artistik di atas kertas dengan menggunakan kuas dan tinta. Shodo Jepang juga menggunakan huruf Kana (Katakana dan hiragana) yang merupakan bentuk sederhana dari kanji. Kana mewakili suku kata, sementara kanji adalah simbol untuk kata kata, masing masing kanji memiliki arti khusus.

 Pada abad VI hingga VII, shodo diwajibkan untuk para bangsawan dan samurai, namun sekarang shodo bisa dilakukan oleh siapapun.

 Alat yang digunakan dalam pembuatan kaligrafi Jepang yaitu :

1. Kuas (fude) 

Alat paling penting pertama, Kuas atau di jepang disebut dengan fude, biasanya gagang kuas berasal dari bambu, sementara bulunya merupakan bulu binatang

2. Tinta (Sumi)

Alat yang paling penting ke dua adalah tinta atau masyarakat Jepang menyebutnya Sumi. Pada pembuatan kaligrafi Jepang kuno, tinta terbuat dari alam seperti granit. Sekarang tinta dari bahan jelaga pohon Pinus untuk tinta terbaik yang diambil dari daerah Nara dan Suzuka.

3. Kertas khusus (washi)

Alat paling penting ke tiga yaitu washi. Tekstur kertas washi tidak terlalu halus dan sedikit keras dibandingkan kertas pada umumnya. Kelebihan kertas ini adalah mampu menyerap tinta dengan baik sehingga menghasilkan tulisan yang baik.

4. Batu tinta (suzuri)

alat penting ke empat yaitu batu tinta. Para seniman atau kaligrafer memanfaatkan batu tinta untuk menuangkan tinta.batu tinta juga digunakan untuk menampung dan mengaduk tinta.

5. Bunchin 

Bunchin dan shitajiki merupakan alat bantu bagi pemula untuk membuat shodo. penjepit kertas. digunakan agar kertas yang sedang dilakukan untuk shodo tetap stabil dan tidak bergeser.

6. Shitajiki 

Yaitu alas untuk permukaan kertas 

Kaligrafi Jepang juga memiliki 4 jenis 

1. Kaisho 

Merupakan teknik penulisan dasar, sebab dalam penulisan hurufnya tidak diberi kreasi apapun. Persis seperti bentuk aslinya, kaku dan mudah dibaca. Biasnya kaisho banyak diajarkan kepada pemula dan juga anak anak sekolah dasar.

2. Gyousho

Memiliki style tidak selalu kaisho, atau lebih santai. huruf kaligrafi gyousho lebih miring dan ujungnya tumpul. Sekilas hasilnya mirip seperti tulisan tangan biasa. seseorang yang membuat gyousho harus bisa lebih santai dalam mengoreskan tinta.

3. Sousho 

Style sousho hanya bisa dibuat oleh orang yang sudah ahli shodo. Karna mereka sama sekali tidak mengangkat kuasnya dan bisa menulis dua huruf sekaligus. Dan hasilnya akan sulit untuk dibaca jika tidak memahami betul aksara Jepang. Namun hasilnya juga sangat halus. 


Dalam membuat kaligrafi Jepang tidak bisa sembarangan. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan, mulai dari peralatan, posisi tubuh, cara memegang kuas, dan sebagainya. untuk menghasilkan kaligrafi yang indah dibutuhkan kesabaran serta fokus dalam mempelajarinya.











Posting Komentar

0 Komentar